Tekhnologi
dalam entitas sosial
Pernahkah anda memperhatikan di sekeliling anda
bagaimana makhluk bernama manusia di abad dua puluh satu ini berinteraksi
terhadap sesamanya di dalam habitatnya? Pernahkah anda berkumpul bersama
teman-teman ataukah keluarga anda
sembari memperhatikan pola tingkah laku kerabat dekat anda? Coba tebak! Kerabat
anda sedang bercengkerama dengan memainkan benda mati dengan aneka ragam bentuk
dan varian namun mampu menyedot seluruh perhatiannya dari lingkungan di
sekitarnya seolah-olah dia di tarik masuk ke dunia aneh ataukah seolah-olah bak
kesurupan memainkannya sambil tertawa sendiri, marah, cemberut, senang,
bahagia, dan lain-lain. Atau jangan-jangan andalah bagian dari manusia itu?.
Itulah fenomena abad ke dua puluh satu di mana
kehidupan manusia telah di kuasai oleh media bernama gadget. Bayangkan anda
bisa melihat dunia tanpa bepergian ke mana-mana bahkan tak perlu dengan bantuan
pintu ajaib doraemon sekalipun anda sudah dapat melihat apa yang terjadi di
belahan dunia lain. Mendengarkan musik tanpa membeli kaset bahkan lagu-lagu nya
sudah ready stock untuk di download lewat gadget anda. Menonton video atau film
tanpa mengeluarkan tenaga untuk memutar tv ataukah pergi ke bioskop, bertemu
dengan kerabat lewat video call atau bercanda ria lewat sosmed (social media)
tanpa perlu keluar rumah ataupun merasa lelah bepergian bahkan belanja pun
sudah dapat anda lakukan tanpa pergi mencari barang di toko. Semua sudah
tersedia di gadget anda. Hebat bukan! Hidup kita telah di mudahkan oleh benda
mungil tersebut yang bahkan dinamakan smartphone yang juga berarti telephon
pintar. Begitu pintarnya sehingga sang gandget pun sangat mengerti dengan
kebutuhan manusia.
Begitu cepatnya perkembangan tekhnologi yang sangat
dinamis sehingga tekhnologi pun begitu tercipta dan hadir di tengah-tengah kita
langsung dengan begitu cepatnya sang tekhnologi berintegrasi dengan seluruh
aspek-aspek kehidupan manusia. Dengan tekhnologi semuanya menjadi simple,
terarah, fleksibel, inovatif, dan pragmatis. Bisa anda bayangkan dengan
smartphone anda dapat berinteraksi social lewat dunia maya tanpa perlu lagi
menelfon atau hanya sekedar mengirim sms. Di dunia medis semisal kedokteran dan
farmasi tekhnologi menjadi standar utama kualitas dari keberhasilan dunia
medis. Tekhnologi dalam dunia kedokteran yang menjadi barometer kuat sebuah
kesuksesan dalam kegiatan pengobatan, semisal operasi, rontgen, memeriksa
tekanan darah, memeriksa kadar gula darah, kolesterol, memeriksa adanya
penyakit atau virus di dalam darah, dan lain-lain. Di dunia farmasi kita telah
mampu menciptakan bahan-bahan kimia menjadi obat-obatan penyembuh manusia
bahkan ramuan-ramuan herbal dari tumbuh-tumbuhan pun dapat di sulap menjadi
supplemen-supplemen penunjang kesehatan sehingga bagi yang tidak menyukai
minuman herbal yang pahit sekalipun tentu sudah dapat mengonsumsi ramuan herbal
yang telah diproduksi dalam bentuk yang lebih praktis dan sederhana.
Di dunia ekonomi tekhnologi menjadi acuan bisnis
yang progresif, misalnya alat penghitung uang yang dapat menghitung uang
milyaran hanya dalam sekian detik, mesin ATM di setiap sudut jalan yang
memudahkan siapa saja untuk mengambil uang kapan pun dan dimanapun tanpa
mengenal waktu, berdagang via online misalnya transaksi jual-beli barang lewat
situs internet (via BBM, facebook, instagram, twitter) dan lain-lain.
Di dunia pendidikan tekhnologi telah menjadi
alternatife baru dalam proses pembelajaran, ketika dahulu batu menjadi alat
media pendidikan, bertansformasi menjadi papan tulis, kini transformasi itu
berada di tangan sang tekhnologi bernama layar LCD dan proyektor. Bahkan gadget
pun kini telah bertransformasi untuk dapat memberikan fasilitas pengganti buku
sebagai alat tulis-menulis.
Di dunia administrasi tekhnologi menjadi kekuatan
elementer yang mampu mensistematiskan, mengintegrasikan, memudahkan setiap
aspek dari kegiatan-kegiatan keadministrasian baik bagi pelayanan administrasi
oleh Negara maupun oleh swasta terhadap seluruh sendi-sendi kehidupan manusia.
Boleh dikata tekhnologi menjadi kulminasi dari kemajuan peradaban sebuah
bangsa.
Bagitu banyak peran dari tekhnologi sehingga
tekhnologi telah menjadi sebuah system baru, menjadi sebuah entitas baru, dan
menjadi sebuah makhluk baru yang sifatnya artifisial dengan habitat sebagai
simbiosis mutualisme bagi manusia. Dia tidak dapat hidup tanpa kuasa manusia
dan manusia tak dapat menghidupi diri tanpa bantuan darinya.
Sedikit menyinggung teori dari sang empu dari
sosiologi, Auguste Comte bahwa ketika manusia berada pada titik stabilitas
sosial, maka tekhnologi berada pada titik dinamisme sosial. Tekhnologi menjadi
endemi baru dalam tatanan makhluk hidup. dia bahkan telah berintegrasi dengan
ranah sosial dan menjadi bagian dari entitas sosial sebuah bangsa. Tekhnologi
tiap saat berkembang, dia berkembang sangat cepatnya dibandingkan perkembangan
manusia. meskipun yang menciptakannya adalah manusia tetapi hanya sepersekian
dari milyaran penduduk dunia yang mampu menciptakan tekhnologi, bahkan jika
satu orang telah menciptakan sebuah tekhnologi baru atau hanya sekedar
mengupgredisasikan sebuah tekhnologi baru maka hanya dalam tempo yang singkat
tekhnologi itu telah berkembang biak dalam jumlah yang banyak yang bisa saja
mengalahkan jumlah populasi manusia di seluruh dunia ini. Boleh dibilang tekhnologi menjadi sebuah
premis baru yang sifatnya kausal dengan kehidupan manusia bahwa semakin maju
tekhnologi maka manusia juga adalah bagian dari kemajuan.
Jika ada yang bertanya manakah yang lebih pintar,
sebuah komputer super canggih dengan akses internet yang cepat ataukah manusia?
ada yang menjawab komputer karena dia mampu menjawab semua pertanyaan dari
lintas multidisipliner yang bagi manusia sangat mustahil untuk menguasai segala
aspek multidisipliner. Tetapi ada juga yang menjawab manusia lah yang lebih
cerdas karena manusia merupakan penciptanya, jika yang diciptakan begitu cerdas
maka pastilah penciptanya lah yang cerdas karena telah mencerdaskan tekhnologi.
Jika di perhatikan secara seksama pertanyaan ini hampir sama dengan pertanyaan
mana yang duluan lahir, ayam ataukah telur?
Tekhnologi merupakan ruang baru yang sifatnya
digital dalam ruang-ruang sosial. Bisa dibilang tekhnologi adalah
pengejewantahan dari perkembangan sosial masyarakat di dunia. Tekhnologi tercipta
sebagai hasil perkembangan ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh manusia,
semisal matematika, fisika, kimia, biologi, dan lain-lain.tekhnologi hadir
sebagai hasil kristalisasi dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Komputer
dan laptop hadir sebagai kristalisasi dari ilmu matematika dan fisika.
Alat-alat kedokteran hadir sebagai trnaformasi dari ilmu-ilmu kedokteran.
Obata-obatan modern tercipta sebagai hasil dari progresifitas ilmu farmasi,
social media hadir sebagai kristalisasi dari hubungan interaksi sosial dalam
bentuk digital yang tercermin dalam ilmu sosiologi, situs jual beli online
hadir untuk menciptakan ruang-ruang baru bagi pertumbuhan dunia ekonomi, dan
masih banyak lagi yang jika dituliskan di tulisan ini maka akan memuat ratusan
halaman yang begitu membingungkan. Yang pasti tekhnologi sebagai wujud
kristalisasi factual dari ilmu pengetahuan.
Pernahkah anda menonton film Robocop? Film bergenre
science fiction (fiksi ilmiah) itu bercerita tentang polisi berbentuk robot
yang didesain dalam sebuah perintah digital untuk menangkap para penjahat.
Ataukah robot dalam film star wars yang kemampuannya menyimpan memori dari
sebuah rekaman visual terhadap sebuah aktivitas manusia. Bisa anda bayangkan
jika suatu saat robot telah menggantikan aktivitas manusia itu. Jika tekhnologi
sebegitu cepatnya berkembang dalam pola yang sosial dinamis, maka tak dapat
dipungkiri suatu saat ketika robot telah diciptakan menyerupai wujud dan
kepintaran manusia, maka robot akan menjadi pengganti dari aktivitas-aktivitas
sosial baru, menjadi tumpuan baru dari tegaknya roda perekonomian, politik,
sosial dan budaya, serta menjadi hukum yang baru yang berintegrasi dengan
manusia. namun apakah robot dapat bergerak dalam roda interaksi sosial layaknya
manusia? jika dalam film itu bisa jadi tapi dalam kehidupan nyata, wallahu
a’lam.
Dari berbagai hal kita bisa simpulkan bahwa
tekhnologi merupakan produk yang sifatnya urgent dan utilitas bagi sendi
kehidupan manusia. dia layaknya sahabat yang menemani dalam ruang sosial serta
menjadi alat pembantu kebutuhan dan pekerjaan kita sehari-hari. Namun tidak
selamanya tekhnologi bermanfaat bagi kehidupan. Kita sudah tahu bahwa
tekhnologi merupakan hasil kristalisasi dari ilmu pengetahuan toh ilmu
pengetahuan juga memiliki dampak yang buruk bagi ummat manusia. tengoklah
perang dunia kesatu dan kedua yang merupakan hasil buruk dan mengerikan dari
lahirnya tekhnologi. Bayangkan tekhnologi menghancurkan jutaan ummat manusia
pada saat itu. Bom atom, senjata api, pesawat tempur, kapala tempur, tank, dan
lain-lain adalah hasil dari kengerian dari ilmu pengetahuan. Tetapi sebenarnya
hal tersebut tidaklah merugikan, dia diciptakan sebagai basis pertahanan dan
ketahanan dari suatu Negara. Yang mengerikan bukanlah tekhnologi, bukan pula
ilmu pengetahuan tetapi yang mengerikan adalah manusia itu sendiri. Manusia
yang mengembangkan ilmu pengetahuan, manusia pula lah yang menciptakan
tekhnologi hingga ke taraf yang berbahaya, maka manusialah yang ditakuti.
Keinginan untuk berkuasa, nafsu duniawi, hasrat akan kekuatan, egoisme
kelompok, egoisme antar bangsa telah memicu hadirnya peperangan yang
mengorbankan jutaan penduduk dunia. Tekhnologi menjadi ladang eksploitasi untuk
kebutuhan sumber daya kekuasaan dan kekuatan manusia. semua karena manusia
tidak memilih agama sebagai role model perjuangan dan pengintegrasian
stabilitas sosial, semua karena telah dikuasi oleh nafsu-nafsu tak terkendali
itu. Moralitas di gantung di tiang gantungan, kekuasaan disandarkan dalam tiang
kebanggaan. Doktrinasi meluas dan melanda bak endemic virus-virus baru.
Jika kita membaca dalam lintas sejarah di masa lalu,
hal yang menjadi pemicu lahirnya tekhnologi ialah hadirnya dua revolusi besar
abad 18 yaitu Revolusi Industri. Ketika James Watt menemukan mesin uap yang
menjadi cikal bakal tumbuh kembangnya tekhnologi dengan pesat, hal itu didorong
pula dengan tumbuh kembangnya aliran-aliran pemicu perang yang pada akhirnya
menjadikan tekhnologi sebagai sarana genosida. Munculnya tekhnologi berbanding
lurus dengan hadirnya hegemoni-hegemoni kekuasaan di Negara-negara Eropa.
Sehingga tekhnologi seolah-olah diciptakan sebagai pemuas hegemoni kekuasaan.
Tekhnologi hanyalah menjadi alat pemuas nafsu
kesetanan manusia itu sendiri. Sehingga perlulah dibuat regulasi dan dijadikan
pedoman bagi tiap-tiap ilmuan yang menciptakan tekhnologi bahwa apa yang
menjadi filosofi lahirnya tekhnologi tersebut?. Apa yang menjadi skema
aksiologi bagi lahirnya sebuah tekhnologi bagi ummat manusia?. bisa dibilang
tekhnologi di ciptakan haruslah menjadi patokan kemanfaatan yang
sebesar-besarnya bagi ummat manusia. dia harus memiliki landasan filosofis
serta landasan sosiologis bagi sebesar-besarnya kemakmuran bangsa agar jelas
patokan arah eksistensinya bagi kehidupan manusia yang dapat diterima oleh
seluruh masyarakat di dunia.