IPPS

IPPS
SC

Rabu, 17 Desember 2014

TEKHNOLOGI : SEBUAH ENTITAS BARU



Tekhnologi dalam entitas sosial
Pernahkah anda memperhatikan di sekeliling anda bagaimana makhluk bernama manusia di abad dua puluh satu ini berinteraksi terhadap sesamanya di dalam habitatnya? Pernahkah anda berkumpul bersama teman-teman ataukah keluarga  anda sembari memperhatikan pola tingkah laku kerabat dekat anda? Coba tebak! Kerabat anda sedang bercengkerama dengan memainkan benda mati dengan aneka ragam bentuk dan varian namun mampu menyedot seluruh perhatiannya dari lingkungan di sekitarnya seolah-olah dia di tarik masuk ke dunia aneh ataukah seolah-olah bak kesurupan memainkannya sambil tertawa sendiri, marah, cemberut, senang, bahagia, dan lain-lain. Atau jangan-jangan andalah bagian dari manusia itu?.

Itulah fenomena abad ke dua puluh satu di mana kehidupan manusia telah di kuasai oleh media bernama gadget. Bayangkan anda bisa melihat dunia tanpa bepergian ke mana-mana bahkan tak perlu dengan bantuan pintu ajaib doraemon sekalipun anda sudah dapat melihat apa yang terjadi di belahan dunia lain. Mendengarkan musik tanpa membeli kaset bahkan lagu-lagu nya sudah ready stock untuk di download lewat gadget anda. Menonton video atau film tanpa mengeluarkan tenaga untuk memutar tv ataukah pergi ke bioskop, bertemu dengan kerabat lewat video call atau bercanda ria lewat sosmed (social media) tanpa perlu keluar rumah ataupun merasa lelah bepergian bahkan belanja pun sudah dapat anda lakukan tanpa pergi mencari barang di toko. Semua sudah tersedia di gadget anda. Hebat bukan! Hidup kita telah di mudahkan oleh benda mungil tersebut yang bahkan dinamakan smartphone yang juga berarti telephon pintar. Begitu pintarnya sehingga sang gandget pun sangat mengerti dengan kebutuhan manusia.

Begitu cepatnya perkembangan tekhnologi yang sangat dinamis sehingga tekhnologi pun begitu tercipta dan hadir di tengah-tengah kita langsung dengan begitu cepatnya sang tekhnologi berintegrasi dengan seluruh aspek-aspek kehidupan manusia. Dengan tekhnologi semuanya menjadi simple, terarah, fleksibel, inovatif, dan pragmatis. Bisa anda bayangkan dengan smartphone anda dapat berinteraksi social lewat dunia maya tanpa perlu lagi menelfon atau hanya sekedar mengirim sms. Di dunia medis semisal kedokteran dan farmasi tekhnologi menjadi standar utama kualitas dari keberhasilan dunia medis. Tekhnologi dalam dunia kedokteran yang menjadi barometer kuat sebuah kesuksesan dalam kegiatan pengobatan, semisal operasi, rontgen, memeriksa tekanan darah, memeriksa kadar gula darah, kolesterol, memeriksa adanya penyakit atau virus di dalam darah, dan lain-lain. Di dunia farmasi kita telah mampu menciptakan bahan-bahan kimia menjadi obat-obatan penyembuh manusia bahkan ramuan-ramuan herbal dari tumbuh-tumbuhan pun dapat di sulap menjadi supplemen-supplemen penunjang kesehatan sehingga bagi yang tidak menyukai minuman herbal yang pahit sekalipun tentu sudah dapat mengonsumsi ramuan herbal yang telah diproduksi dalam bentuk yang lebih praktis dan sederhana.

Di dunia ekonomi tekhnologi menjadi acuan bisnis yang progresif, misalnya alat penghitung uang yang dapat menghitung uang milyaran hanya dalam sekian detik, mesin ATM di setiap sudut jalan yang memudahkan siapa saja untuk mengambil uang kapan pun dan dimanapun tanpa mengenal waktu, berdagang via online misalnya transaksi jual-beli barang lewat situs internet (via BBM, facebook, instagram, twitter) dan lain-lain.

Di dunia pendidikan tekhnologi telah menjadi alternatife baru dalam proses pembelajaran, ketika dahulu batu menjadi alat media pendidikan, bertansformasi menjadi papan tulis, kini transformasi itu berada di tangan sang tekhnologi bernama layar LCD dan proyektor. Bahkan gadget pun kini telah bertransformasi untuk dapat memberikan fasilitas pengganti buku sebagai alat tulis-menulis.

Di dunia administrasi tekhnologi menjadi kekuatan elementer yang mampu mensistematiskan, mengintegrasikan, memudahkan setiap aspek dari kegiatan-kegiatan keadministrasian baik bagi pelayanan administrasi oleh Negara maupun oleh swasta terhadap seluruh sendi-sendi kehidupan manusia. Boleh dikata tekhnologi menjadi kulminasi dari kemajuan peradaban sebuah bangsa.
Bagitu banyak peran dari tekhnologi sehingga tekhnologi telah menjadi sebuah system baru, menjadi sebuah entitas baru, dan menjadi sebuah makhluk baru yang sifatnya artifisial dengan habitat sebagai simbiosis mutualisme bagi manusia. Dia tidak dapat hidup tanpa kuasa manusia dan manusia tak dapat menghidupi diri tanpa bantuan darinya.

Sedikit menyinggung teori dari sang empu dari sosiologi, Auguste Comte bahwa ketika manusia berada pada titik stabilitas sosial, maka tekhnologi berada pada titik dinamisme sosial. Tekhnologi menjadi endemi baru dalam tatanan makhluk hidup. dia bahkan telah berintegrasi dengan ranah sosial dan menjadi bagian dari entitas sosial sebuah bangsa. Tekhnologi tiap saat berkembang, dia berkembang sangat cepatnya dibandingkan perkembangan manusia. meskipun yang menciptakannya adalah manusia tetapi hanya sepersekian dari milyaran penduduk dunia yang mampu menciptakan tekhnologi, bahkan jika satu orang telah menciptakan sebuah tekhnologi baru atau hanya sekedar mengupgredisasikan sebuah tekhnologi baru maka hanya dalam tempo yang singkat tekhnologi itu telah berkembang biak dalam jumlah yang banyak yang bisa saja mengalahkan jumlah populasi manusia di seluruh dunia ini.  Boleh dibilang tekhnologi menjadi sebuah premis baru yang sifatnya kausal dengan kehidupan manusia bahwa semakin maju tekhnologi maka manusia juga adalah bagian dari kemajuan.

Jika ada yang bertanya manakah yang lebih pintar, sebuah komputer super canggih dengan akses internet yang cepat ataukah manusia? ada yang menjawab komputer karena dia mampu menjawab semua pertanyaan dari lintas multidisipliner yang bagi manusia sangat mustahil untuk menguasai segala aspek multidisipliner. Tetapi ada juga yang menjawab manusia lah yang lebih cerdas karena manusia merupakan penciptanya, jika yang diciptakan begitu cerdas maka pastilah penciptanya lah yang cerdas karena telah mencerdaskan tekhnologi. Jika di perhatikan secara seksama pertanyaan ini hampir sama dengan pertanyaan mana yang duluan lahir, ayam ataukah telur?

Tekhnologi merupakan ruang baru yang sifatnya digital dalam ruang-ruang sosial. Bisa dibilang tekhnologi adalah pengejewantahan dari perkembangan sosial masyarakat di dunia. Tekhnologi tercipta sebagai hasil perkembangan ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh manusia, semisal matematika, fisika, kimia, biologi, dan lain-lain.tekhnologi hadir sebagai hasil kristalisasi dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Komputer dan laptop hadir sebagai kristalisasi dari ilmu matematika dan fisika. Alat-alat kedokteran hadir sebagai trnaformasi dari ilmu-ilmu kedokteran. Obata-obatan modern tercipta sebagai hasil dari progresifitas ilmu farmasi, social media hadir sebagai kristalisasi dari hubungan interaksi sosial dalam bentuk digital yang tercermin dalam ilmu sosiologi, situs jual beli online hadir untuk menciptakan ruang-ruang baru bagi pertumbuhan dunia ekonomi, dan masih banyak lagi yang jika dituliskan di tulisan ini maka akan memuat ratusan halaman yang begitu membingungkan. Yang pasti tekhnologi sebagai wujud kristalisasi factual dari ilmu pengetahuan.

Pernahkah anda menonton film Robocop? Film bergenre science fiction (fiksi ilmiah) itu bercerita tentang polisi berbentuk robot yang didesain dalam sebuah perintah digital untuk menangkap para penjahat. Ataukah robot dalam film star wars yang kemampuannya menyimpan memori dari sebuah rekaman visual terhadap sebuah aktivitas manusia. Bisa anda bayangkan jika suatu saat robot telah menggantikan aktivitas manusia itu. Jika tekhnologi sebegitu cepatnya berkembang dalam pola yang sosial dinamis, maka tak dapat dipungkiri suatu saat ketika robot telah diciptakan menyerupai wujud dan kepintaran manusia, maka robot akan menjadi pengganti dari aktivitas-aktivitas sosial baru, menjadi tumpuan baru dari tegaknya roda perekonomian, politik, sosial dan budaya, serta menjadi hukum yang baru yang berintegrasi dengan manusia. namun apakah robot dapat bergerak dalam roda interaksi sosial layaknya manusia? jika dalam film itu bisa jadi tapi dalam kehidupan nyata, wallahu a’lam.

Dari berbagai hal kita bisa simpulkan bahwa tekhnologi merupakan produk yang sifatnya urgent dan utilitas bagi sendi kehidupan manusia. dia layaknya sahabat yang menemani dalam ruang sosial serta menjadi alat pembantu kebutuhan dan pekerjaan kita sehari-hari. Namun tidak selamanya tekhnologi bermanfaat bagi kehidupan. Kita sudah tahu bahwa tekhnologi merupakan hasil kristalisasi dari ilmu pengetahuan toh ilmu pengetahuan juga memiliki dampak yang buruk bagi ummat manusia. tengoklah perang dunia kesatu dan kedua yang merupakan hasil buruk dan mengerikan dari lahirnya tekhnologi. Bayangkan tekhnologi menghancurkan jutaan ummat manusia pada saat itu. Bom atom, senjata api, pesawat tempur, kapala tempur, tank, dan lain-lain adalah hasil dari kengerian dari ilmu pengetahuan. Tetapi sebenarnya hal tersebut tidaklah merugikan, dia diciptakan sebagai basis pertahanan dan ketahanan dari suatu Negara. Yang mengerikan bukanlah tekhnologi, bukan pula ilmu pengetahuan tetapi yang mengerikan adalah manusia itu sendiri. Manusia yang mengembangkan ilmu pengetahuan, manusia pula lah yang menciptakan tekhnologi hingga ke taraf yang berbahaya, maka manusialah yang ditakuti. Keinginan untuk berkuasa, nafsu duniawi, hasrat akan kekuatan, egoisme kelompok, egoisme antar bangsa telah memicu hadirnya peperangan yang mengorbankan jutaan penduduk dunia. Tekhnologi menjadi ladang eksploitasi untuk kebutuhan sumber daya kekuasaan dan kekuatan manusia. semua karena manusia tidak memilih agama sebagai role model perjuangan dan pengintegrasian stabilitas sosial, semua karena telah dikuasi oleh nafsu-nafsu tak terkendali itu. Moralitas di gantung di tiang gantungan, kekuasaan disandarkan dalam tiang kebanggaan. Doktrinasi meluas dan melanda bak endemic virus-virus baru. 

Jika kita membaca dalam lintas sejarah di masa lalu, hal yang menjadi pemicu lahirnya tekhnologi ialah hadirnya dua revolusi besar abad 18 yaitu Revolusi Industri. Ketika James Watt menemukan mesin uap yang menjadi cikal bakal tumbuh kembangnya tekhnologi dengan pesat, hal itu didorong pula dengan tumbuh kembangnya aliran-aliran pemicu perang yang pada akhirnya menjadikan tekhnologi sebagai sarana genosida. Munculnya tekhnologi berbanding lurus dengan hadirnya hegemoni-hegemoni kekuasaan di Negara-negara Eropa. Sehingga tekhnologi seolah-olah diciptakan sebagai pemuas hegemoni kekuasaan.

Tekhnologi hanyalah menjadi alat pemuas nafsu kesetanan manusia itu sendiri. Sehingga perlulah dibuat regulasi dan dijadikan pedoman bagi tiap-tiap ilmuan yang menciptakan tekhnologi bahwa apa yang menjadi filosofi lahirnya tekhnologi tersebut?. Apa yang menjadi skema aksiologi bagi lahirnya sebuah tekhnologi bagi ummat manusia?. bisa dibilang tekhnologi di ciptakan haruslah menjadi patokan kemanfaatan yang sebesar-besarnya bagi ummat manusia. dia harus memiliki landasan filosofis serta landasan sosiologis bagi sebesar-besarnya kemakmuran bangsa agar jelas patokan arah eksistensinya bagi kehidupan manusia yang dapat diterima oleh seluruh masyarakat di dunia.